Dalam ujung ranting rasa ini
lekat tak lepas lepas
bintik hitam bayangmu
tersenyum di antara gerai rambut
di dahi cintamu, berpendar sewarna embun pagi
memelangi melambung asa.
: cinta?
Kita pernah berbincang sesorean di dermaga ini
: kita berdua?
tentang kumbang yang menangis di setiap kepakan kaku sayapnya
dikejar cinta bunga bunga berduri.
Dari ujung ranting air mata ini
perlahan yang pernah ada
larut.
: Masih saja tersisa.
Selasa, 24 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hi,.. .
BalasHapusKaryanya lumayan bagus,..
semoga setiap karyamu nanti adalah sekuncup daun yang tumbuh dengan harapan baru....
semoga setiap karyamu bukanlah serpihan atau remah-remah dari ranting yang patah dan berserakan....
^_^ lam kenal,.. ditunggu karya berikutnya,...