Selasa, 24 November 2009

Puisi Jatuh Cinta

Tepi malam yang kau torehkan
di antara gerai rambut waktumu
berbaris di renyah senyum
meresap di lorong keangkuhanku

kini tinggal aku terhempas di pekat gelisah
di dalam orkestra cereceh belalang malam

demikian lekat puisi yang tercipta
di sepanjang gemerincing melodi darah ini
memeluk hangat perjalanan waktuku
menembus batas malam
sejauh bias rembulan
dalam tawa berlarian di lidah ombak
dalam wangi kuntum kemuning
dalam nada bernyanyian
dalam rona jingga senja

kini tinggal aku terhempas di di subuh gelisah
menunggu detik panjang lewati sisa pagi
: menemukan bayanganmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar